Saturday, December 8, 2012

Long journey


   
Hari Sabtu sore sekitar pukul 4 waktu Istanbul kami tiba di Bandara Internasional Ataturk. Di sambut cuaca dingin dan berangin selepas hujan. Kami berjumlah 21 orang. Ada 13 perempuan dan sisanya laki-laki. Kami dijemput oleh pak Cahit yang pernah tinggal di Indonesia.  Kami juga bertemu Imas, terlalu sebentar dan akhirnya harus berpisah. Setelah kami mendapatkan bagasi kami, pak Cahit membagi kami dalam kelompok-kelompok untuk tinggal di sekolah yang sama. Seorang abi mengantar kami bertiga (aji abi, laili, dan saya) menuju salah satu sekolah Burc koleji. Jalanan di luar hujan dan mulai gelap.
Di penghujung perjalanan, kami mengetahui bahwa hanya Laili dan saya yang akan tinggal di Burc koleji Esenler. Kami berpamitan. Seorang pejabat sekolah menerima kedatangan kami dan kami dititipkan pada Aysegul abla. Kami mendapat secangkir teh dan bolu setelah itu langsung bergegas ke mansion Aysegul abla. Aysegul abla tinggal bersama Kubra abla.  Mereka sangat baik hati. Misafir perverlik, ya salah satu keistimewaan orang Turki adalah mengagungkan tamu. Aysegul abla sangat ramah, dia berbicara banyak dengan kami walaupun ia tidak bisa berbahasa Inggris, Kubra abla sering menerjemahkan untuknya. Ya karena kekurangan kami dalam bahasa turki, most of our conversation using English. Malamnya kami makan Lahmajun, itu seperti kulit kebab dengan lapisan tipis daging cincang, oregano, saus cabe dan saus tomat, dimakan bersama selada hijau yang telah diberi air lemon dan taburan garam. Teman makan Lahmajun adalah ayran. Ayran adalah yoghurt tanpa rasa yang dicampur dengan air dan diberi garam, seperti susu dengan rasa asam dan asin. Kami tidur cukup larut. Dan yang mengejutkan, kami mimisan tanpa sadar. Tapi darahnya sudah beku di dalam dan yang terlihat adalah upil berdarah. So horror!
                Abla meminta kami untuk ikut sarapan bersama esok paginya di rumah librarian sekolah di daerah Zeytinburnu, jika kami bersedia tentunya. Kami menyanggupinya. Ah kami mengalami jetlag. Kami sangat ngantuk dari sore hari dan kami terbangun sekitar jam 3 pagi. Di Indonesia jam 8 pagi. Kami mengobrol menunggu subuh. Subuh baru tiba sekitar jam 6.15. Abla gagal membangunkan kami karena kami terbangun lebih awal. Kami sangat lapar. Kami makan biskuit. Abla tidur lagi dan baru bangun sekitar jam 9.30. kami tidak ngantuk. Kami hanya mengobrol. Kami menuju Zeytinburnu dengan taksi. Saya kurang suka dengan sistem satu jalur yang ada karena kami harus menempuh ujung jalan terlebih dahulu agar bisa menggunakan jalan sebelah kanan. Sangat membuang bahan bakar. Kemudi ada di sebelah kiri  seperti kebanyakan mobil Eropa lainnya. Ah di sini ada mobil buatan Jepang tapi tidak sebanyak di Indonesia, sebagian lainnya menggunakan mobil buatan Eropa.
                Bangunan di sekitar Esenler berupa apartemen dengan tinggi sekitar 7 lantai, padat, dan kadang membuat saya merasa di dalam kaleng dengan dinding tinggi. Taxi kami tersesat. Kami sudah dari tadi berada di daerah Zeytinburnu tapi belum sampai ke tempat tujuan. Sudah disinggung kan masalah kita harus ke ujung jalan terlebih dahulu untuk dapat sampai ke jalan sisi kanan. Kami turun dari Taxi. Dingin walaupun ini hari yang cerah. Kami menyeberang jalan. Semua orang melihat kami. Yang di dalam taxi, di dalam mobil pribadi, di dalam bus. Kami cukup terkejut.
Kami berjalan melewati taman dan lapangan sepak bola. Kami hampir sampai. Rumah Librarian tersebut ada di sebuah apartemen kecil. Di sana lampu lorong akan menyala otomatis jika seseorang membuka pintu dan akan mati secara otomatis setelah beberapa menit. Kami naik ke lantai 2 menggunakan lift. Haha liftnya sangat sempit.  Empat orang berdempet. Pintu terbuka, kami di sambut seorang hanim dan seorang Bey dan seorang anaknya yang berumur sekitar 30an. Anaknya yang lain berumur 35 dan belum menikah. Kami bertujuh sarapan bersama pada jam 11 pagi. Untung kami sudah diberi pisang duluan. Sarapannya tidak terlalu berat tapi kaya akan nutrisi. Buah zaitun segar dengan minyak zaitun, plain yoghurt , makana salata, lamahjun, terong, cabai dan tomat tumis, roti, salad tomat dan timun, telur, selai buah tin, madu lengkap dengan sarangnya.
Mereka bertanya “Türkçe biliyormusun?”
Kami menjawab: “biraz.çok az, abla”
Pembicaraan berlangsung dengan banyak sesi penerjemahan. Kubra abla tak pernah berhenti berperan.  Banyak tawa yang lahir. Ah sarapan bersama anggota keluarga lengkap memang best moment. Diterjemahkan oleh Kubra abla, Ahmet bey mulai berbicara tentang ramalan-ramalan Rasulullah, bahwa rasa susu pada akhir zaman akan berbeda dengan rasa susu pada waktu Rasulullah. Kemudian kami membicarakan bahwa di surga, kita akan dibangkitkan pada usia muda. Wanita sekitar 22 tahun menurut mereka dan laki-laki sekitar  33. Ah umur kami 22.


No comments: