Tuesday, May 31, 2011

Catatan kecil


Ini kisah tentang seorang anak kecil berusia 8 tahun yang gemar menjalankan puasa sunnah terutama puasa di hari kamis. Ia berpuasa di hari-hari tertentu yang utama untuk berpuasa. Ia belum mengerti benar maknanya, namun ia senang untuk menjalankannya. Senang dengan anjuran Nyai-nya untuk berpuasa. Senang ketika waktu maghrib ia dapat berbuka bersama teman dan seniornya. Bertukar makanan dan merasakan kedekatan dengan yang lain.


Pernah suatu ketika saat hari kamis, waktu itu ia kelas 2 SD, ia berpuasa dan bersekolah siang hari. Suhu udara cukup panas, sekitar 33 derajat Celcius.

Ketika ia diminta maju ke depan kelas, ia hampir-hampir tidak bisa berdiri. Ia merasa lemah. Dengan payah ia berjalan. Walaupun lemah, ini tidak mengurungkan niatnya untuk tetap berpuasa seharian penuh. Ia berpikir, ia hanya perlu lebih banyak duduk dari pada berdiri. Jam 3 siang, ia sudah lebih kuat untuk berdiri. Ia pulang sekolah jam 4 sore, dan hingga menjelang maghrib, ia belum batal puasa. Ia berhasil menjalankan puasa hari itu.

Ia tidak mau membatalkan puasa hanya karena ia benar-benar ingin berpuasa pada hari itu.

Kemudian anak tersebut beranjak dewasa, menjadi siswa SMP. Ia tetap gemar menjalankan puasa Kamis, dan bertambah menjadi senin-kamis. Ia cukup pandai dan mampu belajar banyak. Ia mampu menyelesaikan soal dengan cara-caranya sendiri.

Ia kian beranjak dewasa, ketika di bangku SMA, amalan puasa sunnahnya menurun, dan ketika menjadi mahasiswa, ia berusaha membiasakan kembali puasa sunnahnya.

Kehidupan mahasiswa tidaklah muda. Jauh dari rumah. Jauh dari buaian kasih sayang orang tua. Ia berpuasa di awal bulan, tengah dan kadang di akhir bulan. Kadang ia punya sesuatu untuk berbuka, namun banyak pula kesempatan ia berbuka puasa dengan sekedarnya saja.

Ini berbeda dengan puasa-puasanya dahulu. Dulu ia berpuasa dengan tenang karena tahu akan tiba masa berbuka.

'”Dengan berpuasa kita bisa merasakan rasa lapar yang dimiliki orang miskin “

Ya, ia telah mengetahui rasa lapar berpuasa sejak ia berusia 8 tahun, bahkan 7 tahun. Ia jelas tahu orang miskin yang jarang makan akan sering merasakan rasa lapar seperti itu.

Tetapi ini berbeda, ini tidak hanya tentang rasa lapar seharian, ini juga tentang kecemasan. Kecemasan apakah esok hari akan merasa lapar seperti ini ketika tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan.

Tentu Allah SWT telah menebarkan berbagai kenikmatan untuk dikonsumsi manusia, namun terkadang, tangan-tangan di depan menahannya, dan tidak sampailah rejeki itu di tangan mereka. Mereka cemas apakah esok mereka akan mempunyai makanan, apakah anak-anak mereka makan 3X sehari dan tidak merasakan lapar seperti mereka. Mereka was-was apakah mereka akn mudah terjangkit penyakit karena daya tahan tubuh mereka menurun. Mereka khawatir dengan masa depan anak-cucu merka. Jika mereka tidak mampu menahan ini, naluri alamiah mereka akan memaksa mereka untuk keluar dari apa yang disebut ‘baik’.

Menurutnya puasa ini lebih berat dari puasa yang terdahulu karena saat ini ketika berpuasa, ia juga harus mampu mengontrol kecemasan yang terlintas tentang akankah ia dapat berbuka. Kemudian qalbunya berkata tentu saja, Allah sudah memberikan rejeki. Dan meyakinkan diri bahwa jika hanya air putih, maka itulah yang terbaik, (teringat ia ketika Rasulullah bertanya kepada Aisyah ra, “apakah makan kita hari ini wahai Aisyah?”/ “dengan cuka ya Rasulullah”/ dan Rasulullah berkata “Cuka adalah makanan yang terbaik”) dan jika esok hari harus disambung lagi dengan berpuasa, maka kembali meyakinkan diri bahwa ini datangnya dari Allah, dan segala yang datang dari Allah adalah yang terbaik, karena ketika kita mampu melewatinya, kita akan menjadi manusia yang lebih baik,yang lebih bijak dari yang sebelumnya. Maka dari banyak hal yang membisik dalam qalbu, ia memerlukan tekad yang lebih kuat untuk melanjutkan puasa.

Namun tidak semua orang mampu untuk bersikap seperti itu. Jadi para pemimpin, janganlah kau menuntut terlalu banyak pada mereka ketika kau tidak mampu memberikan keamanan dan kesejahteraan mereka.

“Urusi saja masalahmu, masalah moral, biar kami, urus sendiri!”

Ia berpesan kepada dirinya sendiri di masa depan, jikalau menjadi pemimpin jangan sampai melalaikan keamanan dan kesejahteraan rakyatnya.

Every struggle that comes, remembering us that we are weak, God is strong, and when we can pass/defeat it, we become better human and the wise ones, become closer to God.

what's wrong with falling down? You can always stand up again.

Friday, May 13, 2011

Alhamdulillah

Alhamdulillah kata yang selalu kita uraikan manakala mendapat suatu nikmat.

“Alhamdulillah, segala puji bagi Allah” aku bergumam,

Banyak scene yang muncul dipikiran, seperti slide show menampilkan orang-orang yang ku kenal atau orang yang aku temui di jalan mengucapkannya dengan wajah sumringah. Bukan pemandangan yang janggal, ya ini adalah pemandangan yang wajar.

Namun kembali kuresapi, jika Alhamdulillah memiliki arti segala puji bagi Allah, maka pujian itu hendaknya tidak terbatas oleh suatu apapun. Maka Allah tetap berhak dipuji kapan pun dan dimana pun.

Berdetak jantung ini ingin mendengar orang yang senang mengucapkan Alhamdulillah bahkan di situasi yang tidak menguntungkan.

Kapan bisa mendengarnya, dari siapa ucapan itu keluar, ingin mengetahui jawabannya.

aku sedang dalam perjalanan ketika sebuah sms masuk ke inbox ponselku, isinya kira-kira begini:

“Fatimah, kamu kimia Fisik 3 dapet A”

“Alhamdulillah!!” aku berseru mengucapkan syukur karena mendapat nilai yang baik pada mata kuliah yang ku sukai.

kemudian ponsel bergetar kembali, isinya

“Maaf Fatimah, tadi sms-nya salah, kamu dapet B”

Ya, Rabb apakah engkau sedang mengobrol dengan hamba? berdesir perasaan unik, lebih tinggi dari bahagia karena mendengar berita yang pertama, Ya, kalimat itu yang kupilih. Alhamdulillah..

sambil tersenyum, hamba berucap “Alhamdulillah ya Allah”, dengan perasaan senang yang tidak setipe dengan perasaan senang apapun. Serasa Engkau begitu dekat. Engkau menjawab pertanyaan hamba melalui hamba sendiri, ya Allah.

Jawaban itu Engkau berikan melalui hamba, tidak lama. Hamba yang menyaksikan bahwa Allah berhak dipuji, tidak terbatas apapun.

Saat itu keluar ucapan “Alhamdulillah” dariku dalam 2 situasi yang berbeda.

Ya Allah Thank You.. untuk segala ilmu dan hikmah.

Alhamdulillah :)

alhamdulillah

Thursday, May 12, 2011

Coriandrum sativum


Coriandrum sativum

Coriandrum sativum merupakan nama latin dari ketumbar, rempah yang sering ada di masakan Indonesia. Dari bentuk biji, mirip dengan Merica, atau Piper nigrum.

Piper Nigrum

Manfaat ketumbar seperti dilansir oleh Times of India adalah sebagai berikut:

1. Mengurangi nyeri saat PMS bagi wanita. Rebus 6 gram biji ketumbar dalam 2,5 gelas air, tambahkan gula dan minum hangat.

2. Meredakan radang sendi karena memiliki efek antiinflamasi, rebus bijinya dan diminum air hasil rebusannya.

3. Untuk kulit, ketumbar juga tidak kalah dalam hal membersihkan jerawat. Aduk bubuk ketumbar dengan bubuk kunyit yang diberi air secukupnya lalu oleskan pada jerawat dan komedo.

4. Menurunkan gula darah dan merangsang sekresi insulin sehingga bersifat anti-diabetes.

5. Mengurangi kolesterol jahat.

Sedangkan menurut Sara Snow™ , rempah ini berfungsi sebagai diuretik alami. Selain itu, herbal satu ini juga membantu mengatasi masalah pencernaan dan mencegah mual.
Dikutip dari situs health.com, bahwa minyak esensial ketumbar bisa membunuh salmonella dan E coli.

Nah, bila otot-otot Anda terasa nyeri, Maoshing Ni, PhD, praktisi pengobatan tradisional China sekaligus penulis Secrets of Self-Healing, menganjurkan Anda untuk mengoleskan bahan gosok yang terbuat dari ketumbar. Caranya, Potong halus dua sendok ketumbar segar dan padukan dengan satu per empat cangkir gel lidah buaya, kemudian oleskan ke area yang lembut dan terasa nyeri.

Kandungan yang terdapat dalam tanaman ketumbar diantaranya: asabinene, myrcene, a terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen, asam petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p- simena, kamfena, dan felandren.
thanks to :
http://www.mediaindonesia.com
http://www.obatherbalalami.com