Wednesday, April 14, 2010

Watch Out!! Your Food Guys

Tulisan ini bermula ketika saya (tokoh utama dalam cerita) memakan oleh-oleh teman kostan yang berasal dari kota T.

Oleh-olehnya bermacam-macam cemilan kering yang dibuat oleh Ibunya. Bermacam jenis bermacam rasa.

Ada keripik buah sukun, keripik singkong, keripik kentang, keripik pisang, lenting dan lain-lain yang hampir semuanya buatan tangan (hand made).

Keripik-keripik tersebut dibuat tanpa ditambahkan perasa manis, asin, asam ataupun pahit (rasanya masih original). Sukun masih berasa sukun, singkong masih berasa seperti Manihot utilissima, pisang masih berasa banana dan keripik kentang berasa kentang banget.

Crut crut crut ..teman saya membubuhkan bubuk putih ke dalam keripik yang sedang ia makan. Abate?

(heuu tak mungkin!) katanya namanya adalah A***, sejenis penyedap rasa yang kalau dibandingkan dengan penyedap yang iklannya ada di TV, rasanya 2X lebih kuat (meureun penyedap rasa+ penguat rasa). Dicobain tuh sama saya. Crut crut crut.. was wes wos was wes wos abis aja ceritanya tuh keripik, terus saya pulang ke kamer sendiri (aduh SMP pisan jadol!).

While have a sit, kepala saya jadi lieur, pusing. There are some terrible on my tongue, the A***’s flavor still not going away yet. Saya memutuskan untuk minum. Ya, minum aja lah yang banyak! (nih kalimat udah jadi trademark saya, sudah terkenal hingga ke Garut. Ce ilee… jadi malu sama urang Garut, miss KF)

Sampe mana tadi?.. oya ceritanya direwind ke beberapa jam setelahnya.

I have near- evening lunch( ow how many lunch do i have? Maybe three, near-morning lunch, middle-noon lunch, and near-evening lunch. Ha ha ha.. just kidding,, forget it!) . I have it with my daily menu ( coba Tanya ke salah satu temen saya, miss NDPA, apa daily menu saya. Dia pasti bakal jawab: tempe bacem!). tengkyuu miss NDPA, you know much about ,me!

Bismillahhirrahmanirrahim

Allahumma bariklana fii ma rozaktana wa qina adzabannar

Aamiin

(doa sebelum makan)

Happ!! Sepotong tempe bacem masuk ke mulut saya. But there is no flavor,, really sour! !How can??Kalian tahu kan harusnya seperti apa rasanya., ganti ke menu lain hasilnya sama. Plain … sour..,, just about it.

Saya sempat khawatir apa saya kehilangan indera pengecap? No!!! because I love food so much.

12jam berikutnya, lidah saya baru kembali bisa mengecap. Pengalaman yang menyebalkan.

Really hate the effects of A***.

Penyedap rasa yang dibuat secara sintetis di lab minimal memiliki satu isomer(bentuk lain). Isomernya ini tidak memberikan rasa gurih-sedap-tajam, namun memberikan efek samping yang sama seperti molekul penyedap. Dapat menyebabkan kanker (efek jangka panjang), Sulit mengingat( efek jangka tengah), Temporary loosing your ability to get flavor from the other food if you consuming it much, dan InsyaAllah bukan merupakan makanan yang baik.

Jadi semisal kamu mengkonsumsi sesendok penyedap rasa, kamu Cuma dapet setengah sendok rasa gurih-sedap-tajam, sementara tanggungan akibatnya tetap satu sendok.

Efek lain dari mengkonsumsi penyedap ras dalam jumlah banyak adalah terserang rasa haus luar biasa. Seperti yang terjadi pada 14 April 2010 jam 11 malam, Saya terbangun dengan rasa luar biasa haus.

Rasanya beda dengan haus pas lagi puasa. Satu teguk air waktu buka rasanya puas sekali.

Tapi dalam insiden 14 April, segelas penuh air bahkan tak mengurangi rasa dahaga. Haaa menyebalkan!

Ini pasti gara-gara capcay depan kostan yang porsi penyedap rasanya Naudzubillah banyaknya. Dibilang gapake penyedap rasa pun tetep dikasih sama si emangnya. Ya iye lah sekali bikin 2 atau 3 porsi, mana mau yang lain gapake penyedap .

Malem yang sama, 14 April, saya memutuskan untuk membeli nasi goreng karena laper. Saya pesen kemudian saya ambil ketika nasi goreng sudah dibungkus.

Dan lagi,, penyedap rasanya banyak!!! Rasanya tajam!

Oh mai gat,, foxtrooth,, you have a lot of trouble!!

Trouble is a friend haxx trouble is a friend,, aw aw!!!

Penyedap rasa telah menjajah warung-warung makan! Bunda, bagaiman saya melanjutkan hidup??

Let’s choose another food without food additive, let’s choose culiner yang menggunakan bumbu dapur alami seperti bawang putih, bawang merah, cabe, kemiri, ketumbar, merica, seledri, kucai, kunyit-jahe dkk, garam dapur yang Kristal bukan yang serbuk (karena kandungan mineralnya masih banyak), pala, kapol (bukan kepala polisi), and another rempah-rempah Indonesia.

Mengapa harus memilih yang tadi saya sebutkan?

Karena selain memberikan rasa yang manstab, juga merupakan obat berbagai macam penyakit.

Ya, bumbu dapur adalah obat untuk bermacam-macam penyakit. Bawang putih alias Garlic mampu mencegah datangnya kanker. Bawang Merah mampu mencegah masuk angin dan perut kembung. Tapi kebanyakan orang gak mau mengkonsumsi bawang karena menyebabkan bau badan. Nah netralkan bau badan dengan daun kemangi yang dapat membuat badan kita berbau harum. Itu lho yang suka ada jadi hiasan nasi kuning, atau lalab pas kita beli ayam goreng.

Yang pastinya bumbu dapur yang alami manfaatnya melebihi dari apa yang telah ditemukan. Karena Ayat-ayat Allah tidak akan pernah habis untuk digali oleh manusia.

Wallahu alam bisshawab

14-15 April 2010

Geger Kalong Girang, Bandung