Friday, June 29, 2012

Histeria


We are histeris for Histeria
Histeria adalah wahana, yang memungkinkan kamu untuk melesat cepat ke atas, dan dicampakkan secara dramatis ke dekat permukaan Bumi. Wahana ini tampak lebih kejam dan bengis daripada KORA-KORA. Tapi percayalah ini tak begitu mengerikan. Rasanya mungkin seperti Kisah cinta yang Dramatis. Kau diterbangkannya melesat cepat ke rasi bintang, dan dihujamkannya ke permukaan Bumi secara jijik, disusul kata “Pergi!”
*sekian. Kisah ini begitu sedih dan dramatis. Kau membutuhkan 2 pak tissue, tapi percayalah aku sudah bernegoisiasi dengan mereka yang berhak bahwa kita harus mengurangi penyebab global warming dengan cara mengurangi penggunaan tissue. Maka kuakhiri sampai disini untuk Histeria.

Halilintar Menggelegar
                Kami menaiki halilintar di tengah siang. Duduk di paling depan, ada aku dan sebelah kanan ada Oce. Sebagaimana posisi menentukan prestasi, posisi pun menetukan sensasi. Di Posisi depan, kamu seperti menghadapi dunia ini sendirian. Untunglah aku merasakan kehadiran seseorang, Oce disampingku. Kamu bahkan lupa  bahwa masih ada belasan orang di belakangmu, jika saja suara jeritan mereka tidak lebih cepat dari Halilintar yang menggelegar ini. Bagian menanjak memang paling menyenangkan, tapi setelah itu, adrenalinmu MENGAMUK lagi. Dan kau tidak tahu siapa yang harus disalahkan, wahana ini kah? Atau kamu sendiri yang memutuskan menaiki wahana ini? Dan kau tidak peduli lagi dengan jawabannya, karena adrenalinmu, akan MENCEKIK lehermu ketika kau memasuki turunan-melengkung-ke-bawah-menyerempet permukaan bumi. Dan hati kecilmu meminta ampun, berteriak “Oh, God, save me!”. Tikungan berikutnya membuat tulang rusukmu sakit. Dan kau sangat bersyukur tidak duduk di sebelah kanan, karena tikungannya mengarah ke kanan bawah. Sekali lagi tikungan yang mirip. Tubuhmu sakit. Dan saat wahana ini melambat dan hendak berhenti, kau berkata “Eh udah? Cepet banget!”  ckckck manusia.

Arung Jeram
                Ini adalah episode penghibur hati kecil, adrenalinmu beristirahat, hati kecilmu bernyanyi-nyanyi riang ditemani riak air yang tak berani mengamuk karena mereka tak ingin menghapus ekspresi riangmu. Semilir angin dan teduhnya pepohonan membuat hati kecilmu berceletuk, seandainya jalan ini bisa lebih panjang. Da ri ru ri ra~~ senang gembira~~ sampai akhirnya kau melihat pemberhentian, dan tibalah waktunya untuk kembali ke dunia nyata.

Ombang-Ambing
                Dulu aku pernah menaiki wahana ini setelah makan siang. Bentuk wahana ini seperti piring dengan kursi-kursi di pinggirnya. Dijalankan dengan cara diputar sambil dimiringkan. Pandanganmu akan nanar memasuki menit ketiga, system keseimbanganmu terganggu, lambungmu panic. Ketika waktunya berhenti, kau akan berteriak ini seperti  siksaan dan tak mau mengulanginya lagi. Ternyata ada orang-orang yang tak mengerti penderitaanmu. Mereka meminta operator melakukannya sekali lagi untuk membahagiakan mereka. Belum sempat kau berkata, piring ini sudah berputar lagi. Dan kau harus mengatakan, hei neraka, aku masih betah denganmu. Operator menambah kecepatan putaran dan sudut kemiringan. Dan kau akan merasa tidak beruntung kala teman sebelahmu tidak cukup gemuk karena setiap putaran, lenganmu seperti dibanting ke samping. Pandanganmu goyang. Lambungmu semakin panic. Makananmu ingin melompat, ingin mengetahui apakah yang terjadi di luar, yang membuatmu menderita.  Dan setiap pandanganmu masuk ke jendela kaca operator, kau menemukannya menyeringai. ^^’’
Saat wahana ini melambat, kau merasakan angin pun bersikap dingin padamu. Keringatmu pun dingin. Kakimu lemas. Dan makananmu sudah tak sabar menunjukkan perhatiannya untuk  keluar melihat dunia. Melihat apa yang terjadi padamu. Dan kau memberikan ekspresi terjelekmu saat mereka menatapmu.

TORNADO~~(Kambing Guling)


Kora-kora


            Main di dufan seharian~~~
Kamu pasti tahu, Dufan itu buka jam 10 pagi. Tapi kami udah nongkrong di pintu masuknya dari jam 9 pagi. Niat banget kan?
Kami adalah anak-anak PASIAD camp yang hendak menghabiskan waktu seharian di DUFAN. So, let me tell our story, from my point of view^^of course!
            Wahana pertama yang kita naiki adalah KORA-KORA. You know what? Sebenarnya sedikit kejam memilih wahana ini menjadi yang pertama. Aku duduk di ujung  KORA-KORA. Itu wajar, aku sudah berpengalaman naik wahana ini. Tetapi naik di ujung adalah pertama kalinya. Di ujung KORA-KORA sebelah sana, mayoritas diduduki oleh anak-anak camp cowok.  Just like battle.  Pertarungan dimulai!
            Saat ujung kami naik, ujung seberang bergerak turun. Dan tergambar dengan jelas ekspresi mereka! Ha ha ha ha funny. Oo o  jangan senang dulu karena sebentar lagi ujung kami yang akan turun. Rasakan bak jatuh dari ketinggian jantungmu mau lepas, kakimu seperti tak napak, but still you should show them a smile. A big one. Dan kamu harus tetap meyakinkan dirimu bahwa senyummu ALAMI! Made in original. Saat ujungmu sudah sampai bawah, mission complete. Dan waktunya balas dendam. Bersiaplah melucuti ekspresi mereka dengan pandangan menantang dengan ekspresi “aku masih sang raja”. Dan tiga empat dari mereka tertangkap tunduk padamu. Kini waktunya bagi mereka untuk memintamu membuktikan bahwa kaulah PENGUASA. Tersenyumlah secara alami dan jatuhlah secara megah ke Bumi, dan pada episode berikutnya mereka akan berusaha lebih kuat agar terlihat seanggun dirimu. Lakukan seperti yang sebelumnya. Nikmati perjalanan dengan berteriak riang dan jatuh dengan megah ke Bumi, untuk kali yang ke berapa saat mereka tak bisa menyaingimu, KAULAH raja, pemenang wahana ini.
Hahahaha
 *(siapapun yang tidak berkenan dengan penggambaran kreatif di atas, dapat melayangkan surat gugatanmelalui orangtua masing-masing)


Gakko


Lima bulan ini merupakan perjalanan yang penuh dengan hal-hal baru. Tiap tikungan begitu mengejutkan. Rasa riang, rasa penasaran, lelah, sedikit marah, bangga, sedih, kangen, bersemangat, takjub, terharu, bercampur secara kimia membentuk sesuatu yang baru yang belum bisa kuterjemahkan apa itu namanya.
Bertemu dengan murid-muridku X.A dan X.B, percayalah saya bisa menyebutkan nama kalian jika saya mau. Terimakasih untuk mau datang ke kelas. Terimakasih untuk mau duduk di kelas. Terimakasih untuk mau mendengarkan pelajaran. Terimakasih untuk acungan tangan kalian untuk setiap pertanyaan, terimakasih untuk  mengerjakan PR yang telah diberikan (ya, walaupun saya tahu ada beberapa diantara kalian yang tidak mengerjakan sendiri), terimakasih untuk datang saat ujian, terimakasih untuk datang ke extra lesson, terimakasih untuk datang ke ujian remedial, terimakasih untuk bergembira saat praktikum, terimakasih untuk koreksi yang diberikan saat saya berbicara, terimakasih untuk bersabar mendengarkan pelajaran, terimakasih untuk mau menerima pelajaran, terimakasih untuk kalian yang selalu menghormati cita-cita. Terimakasih Tuhan mempertemukan kita. Terimakasih untuk selalu datang ke sekolah meski terkadang melelahkan dan sedikit membosankan. Terimakasih untuk mau saling mengenal  teman-teman kalian. Terimakasih untuk tekad kalian menjadi orang yang lebih baik.