Thursday, December 13, 2012

Extraordinary Day




Hari ini berbeda dengan hari-hari lainnya. Hari ini ada kegiatan yang namanya kurang jelas kutangkap, setiap anak membawa makanan dari rumahnya untuk dikumpulkan dan dimakan bersama teman-temannya. Acara ini dilakukan oleh anak-anak SD. Di sini hanya ada 4 tingkatan untuk SD yaitu dari kelas 1 hingga kelas 4 (SMP dan SMA juga 4 tahun). Beragam sekali makanan yang dibawa anak-anak mulai dari makanan berat seperti nasi dalam kulit terong (aku sebenernya nanyain namanya cuma nggak inget secara banyak sekali, dan banyak nanya sebenernya mengganggu acara makan, jadi kuputuskan untuk langsung coba), nasi-daging dalam bawang bombay, salad dalam yoghurt, biji2an kecil yang nampak seperti beras dalam tampilan nasi goreng yang dicampur seledri segar dan daun bawang, Daging cincang dibungkus nasi super padat(nggak kebayang cara masaknya gimana, tapi enak banget kayak baso daging), acar, terus cake coklat, kue isi keju, kacang-kacangan mulai dari kacang hazelnut, fistik, sampai kacang arab panggang, buah-buahan seperti tangerine,manisan apricot, apel juga ada.
Cok guzel..semuanya !!
Seseorang pernah berkata:” Ketika kita makan sesuatu yang belum pernah kita makan sebelumnya, bagian otak kita yang teraktifkan lebih banyak karena ia butuh tempat baru untuk menyimpan memori rasa makanan tersebut”
                Siangnya saat lagi memakai internet, 2 guru sedang baca al-qur’an rupanya. Ah jadi pingin baca. Jadi kubuka catatan yang di situ ada surat Al-lail dan al ghassiyah. Hari ini sore jum’at dan tiba-tiba ingin baca surat Yasin. Sekitar 1 jam kemudian, aku bertanya pada beberapa orang di ruangan, dan ternyata mereka tidak membawa Al-Qur’an. Ada sedikit perasaan kecewa. Hari ini hampir habis (45 menit menjelang maghrib). Seorang hocam memberikan buku karangan Fetullah Gulen berjudul The essential of Faith, kubaca dan kupahami, kuulang lagi beberapa kali (mungkin isinya akan saya bahas nanti jika punya kesempatan, insyaallah). 14 halaman sudah menguras otak. Ini buku yang bagus. Elif hocam datang membawa setumpuk buku. Ada buku tebal di atasnya dengan sampul cantik.
“Al-Qur’an mi?”
“evet”
“bakabilirmiyim?”
“buyrun”
                Allah ya..sampai Kau antar ke hadapan hamba. Terimakasih.
                Gulcan hocam, Zeynep hocam  dan Duygu hocam mulai bertanya-tanya tentang Indonesia dan keluargaku, dan aku pun diberi kesempatan untuk bertanya-tanya. Ini sangat menyenangkan.
Seusai sholat maghrib aku berencana pulang duluan karena Guru-guru yang serumah akan rapat hingga jam setengah 7 malam. aku ingin pulang duluan, karena sudah punya kunci. Hadije hocam mengijinkan. Aku minta didoakan agar mendapat perjalanan yang aman. Beliau mengiyakan.
                Dari gerbang sekolah Burc, harus berjalan ke depan hingga bertemu deretan took, menyeberang jalan dan melewati sederetan telefon umum (nggak terlalu yakin masih kepake atau nggak). Dingin sekali pemirsa. Mungkin ini 5 derajat. Aku berjalan dengan menutup hidung dan mulut. Lampu jalanan tidak begitu banyak, dan harus sering melihat kanan/kiri untuk mengetahui ada tidaknya mobil yang mendekat.  Sebuah plang “Tek Yon” terlihat, ini adalah sokak (jalan) yang sering dilewati orang-orang yang kayaknya mahasiswa/i. Ok jalan sudah benar.  Ada sokak baru di depannya ada plang PTT. Mulai nggak yakin. Kenapa yaa di sini nggak ada plan tulisan nama jalan, mana lampunya nggak banyak. Aku mengambil sokak lain yang ada di depan. Daaan jejejengg kok rasanya nggak kenal,, mungkin beda tampilan kalo malem,, tapi kok rasanya bukan jalan ini~~. Sampai ujung jalan akhirnya harus menabahkan hati bahwa saya harus putar balik. Dengan hati-hati mengingat. Oh iya ini saya kenal, terus ke sini.  Taradadada~~ kembali ke depang sokak sekolah Burc. Oh my~~ sinetron beeuddh yeaaa~~. Ok tenang,, start dari awal lagi, lewatin telefon, tekyon, dan PTT, ambil sokak PTT akhirnya memasuki rumah-rumah berhalaman. Ada tanaman mawar. Oh saya kenal sekali. Ada sekolah TK. Oh iya-iya ini benar jalannya. Lihat ke depan ada masjid. Oh syukurlah. Diujung jalan kembali bingung. Sebenernya aku jarang pulang jalan kaki, dan kalaupun jalan kaki, aku keasyikan ngobrol dan nggak liat jalan, dan entah kenapa jalan pulang terasa berbeda dari jalan pergi. Ngeles. Ambil sisi lurus melewati dinding-dinding tinggi dan inget kejadian tadi pagi hampir disapa oleh anjing. Semoga nggak ketemu anjing.  Melewati percabangan lagi, lurus lagi dan yess,, I kow this place~~ perempatan bahcelievler yang banyak bunganya. Dari sini segalanya teras mudah, kecuali hawa dingin yang makin memburu. Hidung, pipi, tangan, kaki, semuanya terasa dingin.
                I got the apartment, open the window and I am back!!
Aku langsung masuk dapur, nyalain api, angetin sup, ambil daun bawang, telur dan bikin dadar, aku belum melepas mantel tebalku. Panas tubuh harus segera dipulihkan. Makanan terasa enak. Aku mencuci beberapa wajan dan piring dengan air sangat dingin karena entah kenapa kerannya sulit diatur, dan baru kusadari jika kau merasa kedinginan tubuhmu akan memerah seperti memerahnya hidung saat pilek.
Hari yang luar biasa. Terimakasih Tuhan, dapat mencicipi perasaan ini.  

No comments: