Ini
sudah hampir 5 hari absen dari ritual mandi dan hari ini meskipun belum butuh
mandi, rasanya harus. Ini dalam rangka menjaga ritual kemanusiaan. Saya takut
kalau hak saya sebagai manusia akan dicabut. Karena mandi, saya berangkat
terakhir. Ini sudah jam 10 kurang 15. Jam ke-3 mulai jam 10.30. Masih ada
waktu. Turun menuju lantai dasar dan
membuka pintu. Dan, oh ada salju tipis di jalan-jalan, di atas mobil, dan, pot
yang berisi air sudah berubah menjadi es. Pagi ini angin berhembus dengan
kencang kemudian kubuka payung dan uffhh payungnya langsung kebalik, useless
akhirnya coba kututup tapi sangat sulit. Turn around and i did
it! Angin makin kencang, suer aku pengen nggak peduli aja tapi angin ini
ngebawa serpihan-serpihan es. You know what? I’am tropical girl and I don’t know
anything about today. Uffhh. Lagi saya membuka payung dan kudekap gagangnya
hingga tak berbalik lagi. Jalanan terlihat sepi. Tangan saya kedinginan,
menjadi pecah-pecah dan berwarna putih. Kumasukkan satu ke dalam kantong,
berharap ada perubahan. Payung berbalik lagi, tulang-tulangnya panic seakan mau
melarikan diri. Pilihan terbaik adalah menutupnya untuk kedua kali, but I couldn’t
do that. Why? Because my fingers, frozen. Failed. Again failed. Cerita tentang
daun telinga putus kini menari di pikiran. Gimana kalo gara-gara payung ini
jariku ada yang putus? Ahhh headline Koran bisa jadi. Kutiup jari-jemariku dan berdo’a, dan berhasil,
kemudian kulanjutkan dengan berjalan cepat-cepat.
Sesampainya
di sekolah, segera kuraih teh panas. Kukulum jari jemariku untuk mendapatkan kalornya. Setelah 5 menit, aku
merasa lebih baik. Aku masuk beberapa kelas dan di luar salju turun. Tidak
seperti pagi tadi, ini begitu indah. Seperti butiran kapas yang jatuh mengikuti
alunan musik, mencetak hamparan putih bersih. My first snow. Semuanya
putih. My favorite colour. Someone give me chocolate bar. With a cup of light
coffee, it’s just so nice.
I
took some pictures. Beberapa butiran salju mendarat di bibir jendela dan
bentuknya lebih halus dari bongkahan es serut.
No comments:
Post a Comment