Hari ini berbeda
dengan hari-hari lainnya. Hari ini ada kegiatan yang namanya kurang jelas
kutangkap, setiap anak membawa makanan dari rumahnya untuk dikumpulkan dan
dimakan bersama teman-temannya. Acara ini dilakukan oleh anak-anak SD. Di sini
hanya ada 4 tingkatan untuk SD yaitu dari kelas 1 hingga kelas 4 (SMP dan SMA
juga 4 tahun). Beragam sekali makanan yang dibawa anak-anak mulai dari makanan
berat seperti nasi dalam kulit terong (aku sebenernya nanyain namanya cuma
nggak inget secara banyak sekali, dan banyak nanya sebenernya mengganggu acara
makan, jadi kuputuskan untuk langsung coba), nasi-daging dalam bawang bombay,
salad dalam yoghurt, biji2an kecil yang nampak seperti beras dalam tampilan
nasi goreng yang dicampur seledri segar dan daun bawang, Daging cincang
dibungkus nasi super padat(nggak kebayang cara masaknya gimana, tapi enak
banget kayak baso daging), acar, terus cake coklat, kue isi keju,
kacang-kacangan mulai dari kacang hazelnut, fistik, sampai kacang arab
panggang, buah-buahan seperti tangerine,manisan apricot, apel juga ada.
Cok guzel..semuanya !!
Seseorang pernah berkata:” Ketika kita
makan sesuatu yang belum pernah kita makan sebelumnya, bagian otak kita yang
teraktifkan lebih banyak karena ia butuh tempat baru untuk menyimpan memori
rasa makanan tersebut”
Siangnya
saat lagi memakai internet, 2 guru sedang baca al-qur’an rupanya. Ah jadi
pingin baca. Jadi kubuka catatan yang di situ ada surat Al-lail dan al
ghassiyah. Hari ini sore jum’at dan tiba-tiba ingin baca surat Yasin. Sekitar 1
jam kemudian, aku bertanya pada beberapa orang di ruangan, dan ternyata mereka
tidak membawa Al-Qur’an. Ada sedikit perasaan kecewa. Hari ini hampir habis (45
menit menjelang maghrib). Seorang hocam memberikan buku karangan Fetullah Gulen
berjudul The essential of Faith, kubaca dan kupahami, kuulang lagi beberapa
kali (mungkin isinya akan saya bahas nanti jika punya kesempatan, insyaallah). 14
halaman sudah menguras otak. Ini buku yang bagus. Elif hocam datang membawa
setumpuk buku. Ada buku tebal di atasnya dengan sampul cantik.
“Al-Qur’an
mi?”
“evet”
“bakabilirmiyim?”
“buyrun”
Allah ya..sampai Kau antar ke
hadapan hamba. Terimakasih.
Gulcan hocam, Zeynep hocam dan Duygu hocam mulai bertanya-tanya tentang
Indonesia dan keluargaku, dan aku pun diberi kesempatan untuk bertanya-tanya.
Ini sangat menyenangkan.
Seusai
sholat maghrib aku berencana pulang duluan karena Guru-guru yang serumah akan
rapat hingga jam setengah 7 malam. aku ingin pulang duluan, karena sudah punya
kunci. Hadije hocam mengijinkan. Aku minta didoakan agar mendapat perjalanan
yang aman. Beliau mengiyakan.
Dari gerbang sekolah Burc, harus
berjalan ke depan hingga bertemu deretan took, menyeberang jalan dan melewati
sederetan telefon umum (nggak terlalu yakin masih kepake atau nggak). Dingin sekali pemirsa. Mungkin ini 5
derajat. Aku berjalan dengan menutup hidung dan mulut. Lampu jalanan tidak
begitu banyak, dan harus sering melihat kanan/kiri untuk mengetahui ada
tidaknya mobil yang mendekat. Sebuah
plang “Tek Yon” terlihat, ini adalah sokak (jalan) yang sering dilewati
orang-orang yang kayaknya mahasiswa/i. Ok jalan sudah benar. Ada sokak baru di depannya ada plang PTT.
Mulai nggak yakin. Kenapa yaa di sini nggak ada plan tulisan nama jalan, mana
lampunya nggak banyak. Aku mengambil sokak lain yang ada di depan. Daaan
jejejengg kok rasanya nggak kenal,, mungkin beda tampilan kalo malem,, tapi kok
rasanya bukan jalan ini~~. Sampai ujung jalan akhirnya harus menabahkan
hati bahwa saya harus putar balik. Dengan hati-hati mengingat. Oh iya ini saya
kenal, terus ke sini. Taradadada~~
kembali ke depang sokak sekolah Burc. Oh my~~ sinetron beeuddh yeaaa~~. Ok
tenang,, start dari awal lagi, lewatin telefon, tekyon, dan PTT, ambil sokak
PTT akhirnya memasuki rumah-rumah berhalaman. Ada tanaman mawar. Oh saya kenal
sekali. Ada sekolah TK. Oh iya-iya ini benar jalannya. Lihat ke depan ada
masjid. Oh syukurlah. Diujung jalan kembali bingung. Sebenernya aku jarang
pulang jalan kaki, dan kalaupun jalan kaki, aku keasyikan ngobrol dan nggak
liat jalan, dan entah kenapa jalan pulang terasa berbeda dari jalan pergi.
Ngeles. Ambil sisi lurus melewati dinding-dinding tinggi dan inget kejadian
tadi pagi hampir disapa oleh anjing. Semoga nggak ketemu anjing. Melewati percabangan lagi, lurus lagi dan
yess,, I kow this place~~ perempatan bahcelievler yang banyak bunganya. Dari
sini segalanya teras mudah, kecuali hawa dingin yang makin memburu. Hidung,
pipi, tangan, kaki, semuanya terasa dingin.
I got the apartment, open the
window and I am back!!
Aku
langsung masuk dapur, nyalain api, angetin sup, ambil daun bawang, telur dan
bikin dadar, aku belum melepas mantel tebalku. Panas tubuh harus segera
dipulihkan. Makanan terasa enak. Aku mencuci beberapa wajan dan piring dengan
air sangat dingin karena entah kenapa kerannya sulit diatur, dan baru kusadari
jika kau merasa kedinginan tubuhmu akan memerah seperti memerahnya hidung saat
pilek.
Hari
yang luar biasa. Terimakasih Tuhan, dapat mencicipi perasaan ini.