Malam itu seorang babysitter bernama Hana sedang menjaga dua bayi kembar yang sedang menangis bersahut-sahutan. Ia sungguh kerepotan sekali, tak ada sapuan yang bisa menghapus peluh keringat di dahi hingga lehernya. Sesungguhnya ia sangat letih, namun tetap berusaha menenangkan si kembar.
Sudah dua hari suami istri Durst(baca Dar:st) berada di luar negeri. Kemarin mereka menelepon Hana bahwa mereka akan pulang hari ini.
Cuaca tiba-tiba memburuk dan tak diduga oleh Badan meteorology dan geofisika, bertiuplah angin kencang dari samudera Atlantik menuju daratan Amerika. Pesawat yang dinaiki suami-istri Durst oleng dan tidak bisa dikendalikan . Setelah berusaha selama 10 menit untuk mengembalikan keseimbangan pesawat yang kini sudah menurun beberapa kaki. Kabut putih menghalangi pandangan para awak kapal dan benturan-benturan dengan awanpun tidak dapat dihindarkan lagi sebelum pesawat itu jatu di lauta Atlantik.
------------------------------------------------------------------------------------------
16 Tahun kemudian
“Lil, bangun! Katanya kau mau berkuda dengan Paman?”
“Eh, ayo bangun malas!” paman Eduard gigih membangunkan keponakannya yang masih pulas tidur.
“ Lil, ayolah… kuda-kuda tidak akan mau lari kencang kalau sudah siang!” susah sekali membangunkan anak ini, batin Eduard.
“ Baiklah , Lil, kurasa kau masih betah dengan kasurmu. Paman berangkat dulu” Ia memancing keponakannya.
“Baiklah!!!!!! Kita berangkat bersama saja” akhirnya keponakannya ini bangun juga.
“Paman tunggu di bawah saja” imbuhnya
“OK.. cepatlah pemalas!”
---
Dua kuda kini sudah berada di pekarangan rumah besar bergaya seperti di Amerika Latin kebanyakan; berhalaman luas, bertingkat dan bernuansa bata.
Mereka kini telah mengambil kudanya masing-masing.
Hael , kuda jantan hitam milik Eduard memiliki surai yang panjang dan ekor yang panjang pula. Sedangkan Senpaw, kuda jantan berwarna kecoklatan yang lebih muda dari Hael dimiliki oleh Lil sebagai hadiah ultah ke-10 dari pamannya. Kedua kuda ini dirawat baik-baik oleh tuannya sehingga Nampak bersih dan berkelas.
“HEAA!!!”
Mereka berdua kini telah memacu kudanya jauh meninggalkan pekarangan rumah mereka. Melewati hijaunya rerumputan; menyusuri aliran sungai dan meninggalkan jejak pada tanah yang kering.
Dan kini dihadapan mereka terdapat kebun coklat yang menghampar luas. Bukan hany itu, pamannya pun mempunyai pabrik pengolahan coklat yang produknya sudah terkenal di pasaran. Dan coklatnya ini akan laku jutaan kemasan tatkala datang hari Valentine.
Tahukah kamu dampak buruknya apa?
Lil Geraldy Durst akan sangat merana pada hari itu. Tidak ada senior, junior maupun teman yang memberikan sebungkus/sekotak coklat yang dinantikan pada hari tersebut. Tahu pula kenapa?
Karena tidak ada cokelat selezat ‘Chooties Romeo’ buatannya ini di Amerika Latin. Jadi kalaupun ada senior dan junior yang mau memberikan cokelat. Mereka berpikir lebih baik jangan memberinya coklat krena dia sudah terbiasa dengan Chooties Romeo-nya. Perlu diketahui bahwa di Amerika Latincokelat tidak hanya diberikan kepada cowok tapi juga digunakan untuk menyatakan Cinta.
Fiuuuuhhh. Lil menghembuskan nafas panjang ketika telah member simpul pada tali kuda dengan sebuah pohon.
Pamannya pun bertanya,” Kenapa Lil?”
“Tidak. Hanya berharap panen cokelat kali ini tidak sebagus kemarin”
“Oh, Lil, kau jahat sekali berharap begitu”
“Habis tiap tahun aku makin merana saja”
Eduard mengetahui situasinya,
”Seharusnya mereka memberimu dengan yang lain, bunga misalnya?”
“Bunga tidak bisa dijadikan hadiah valentine, pamanku yang mencoba pengertian!”
“Keponakanku,,,,mengapa tiap kali membahas Valentine, kau jadi feminine?padahal kau biasanya berkelahi dengan teman-teman cowok di sekolahmu! “
“sudahlah jangan mengejekku paman….”
“ha ha ha ha ha ha”
-------continue---------------
No comments:
Post a Comment